Azusa terpaksa menikah dengan pria kaya agar pabrik yang bangkrut itu tetap bertahan. Azusa, yang terpaksa hidup sebagai budak hasrat seksual yang disebut istri, menjalin hubungan tidak hanya dengan suaminya tetapi juga dengan ayah mertuanya, dan menerima kemaluannya. Azusa, yang diperlakukan hanya sebagai alat yang berguna, adalah seorang penghibur duniawi yang menyedihkan yang menyembuhkan rekan bisnisnya atas perintah ayah mertuanya. Bahkan dalam hubungan seks tanpa cinta, Azusa merasakan kenikmatan dari kerasnya penis yang menembus vaginanya dan berteriak dengan suara cabul, menjalani kehidupan seks terlarang.